Mereka diduga mencuri berbagai data komersial dan rahasia klien.
Peretas asal Cina dilaporkan menggunakan teknik Cloud Hopperuntuk mencuri berbagai informasi sensitif milik pengguna ponsel, yang dimiliki para pejabat di berbagai negara. Tim keamanan siber dari AS dan negara Barat menemukan adanya operasi Cloud Hopperini sejak beberapa waktu lalu.
Pada Desember 2019, otoritas AS mengenakan dakwaan kepada sejumlah peretas Cina untuk mencuri informasi hak paten untuk memajukan kepentingan ekonomi Cina. Dua perusahaan yang terkena serangan ini seperti Hewlett Packard Enterprise dan IBM.
Selama ini, pemerintah Cina menanggapi tudingan negara Barat dengan mengatakan mereka tidak melakukan espionase internet. Beijing juga mengaku menjadi korban dari serangan peretasan.